SYARIAHNOW.COM – Berkongsi. Direktur Komite Nasional dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang memandang peristiwa tidak biasa ini sebagai awal kongsi strategis kedua nya di masa depan.
“Mungkin ini yang disebut sebagai takdir, qadarullah. BTN lagi patah hati karena tidak jadi menikah dengan Bank Muamalat. Lalu, di perjalanan mereka bertemu Muhammadiyah yang ingin comeback ke industri perbankan syariah. Kita doakan saja semoga berjodoh,” katanya kepada sejumlah media setelah acara diskusi Peluang dan Tantangan Konsolidasi Industri Perbankan Syariah di Jakarta, Jum’at (23/8).
Menurut Emir, ini bisa menjadi momentum terbaik untuk kedua nya. Di satu sisi, Muhammadiyah ingin memiliki bank syariah sendiri untuk menjalankan visi besar para pendirinya dalam memberdayakan ekonomi umat sebagaimana diajarkan dalam Teologi Al Maun.
Baca Juga: Menag Dorong Tatanan Baru Pengelolaan Zakat dan Wakaf
“Akan tetapi mereka tidak mungkin menjalankan sendiri mengingat pengalaman pahit masa lalu di Bank Persyarikatan (kini KB Syariah). Maka itu, Muhammadiyah butuh partner strategis untuk me running bank secara lebih profesional, menjalankan prinsip GCG berstandar tinggi, prudent dan ditopang oleh permodalan yang kuat. Yang memenuhi berbagai kriteria tersebut ya financial institution, terutama perbankan,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Sutan Emir, BTN memikul harapan banyak pihak mengenai peran BTN Syariah hasil spin off dapat menjadi penyeimbang Bank Syariah Indonesia (BSI) di industri perbankan syariah tanah air.