Minggu, 19 Oktober 2025
  • Login
SYARIAHNOW
No Result
View All Result
  • KABAR
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • HALAL FATE
    • Haji Umrah
    • Destinasi
    • Fesyen
    • Kuliner
  • HALAL-IN
    • Produk Halal
    • UMKM
  • FULUS
    • Asuransi Syariah
    • Bank Syariah
    • Pasar Modal Syariah
  • KOMPAS
    • Adab
    • Majlis Ilmu
    • Fiqih
    • Teladan
    • Renungan
  • PETISI
    • Curhat
    • Jajak Pendapat
    • Tanya Jawab
  • FIGUR
  • OLAH RAGA
    • Sepak Bola
    • Bulu Tangkis
    • Bola Voli
    • Golf
  • GALERI
    • Foto
    • Video
  • KABAR
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • HALAL FATE
    • Haji Umrah
    • Destinasi
    • Fesyen
    • Kuliner
  • HALAL-IN
    • Produk Halal
    • UMKM
  • FULUS
    • Asuransi Syariah
    • Bank Syariah
    • Pasar Modal Syariah
  • KOMPAS
    • Adab
    • Majlis Ilmu
    • Fiqih
    • Teladan
    • Renungan
  • PETISI
    • Curhat
    • Jajak Pendapat
    • Tanya Jawab
  • FIGUR
  • OLAH RAGA
    • Sepak Bola
    • Bulu Tangkis
    • Bola Voli
    • Golf
  • GALERI
    • Foto
    • Video
SYARIAHNOW
No Result
View All Result
SYARIAHNOW
No Result
View All Result

Mengambil Pelajaran dari Kesalehan Pepohonan

Pisang bahkan rela mengorbankan semua tentang dirinya untuk memberikan nutrisi dan penghidupan pada manusia, makhluk lain, dan alam semesta.

Mukhtar by Mukhtar
3 November 2024
in Renungan
Mengambil Pelajaran dari Kesalehan Pepohonan

Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin. (Foto: Pelepahkurma.com/Pool/Dok. Kemenag)

SYARIAHNOW.COM – Kesalehan Pepohonan. Saya “stuck” pada cerita pohon. Rupanya kutipan saya tentang syair sedekah pohon Kyai Zawawi menghasilkan ragam respon tentang bagaimana banyak orang menyikapi pohon.

Kita mulai dari seorang teman, yang seakan sudah menjadi “aktifis hijau”. Menurutnya, pohon itu lambang keberlangsungan hidup. Pohon itu membantu menghasilkan dan mensirkulasi oksigen.

Pohon juga menyimpan air untuk kehidupan. Dua aspek ini yang membuat kita manusia, masih bertahan di Bumi. Tanpa keduanya, kita masih ada di bumi tapi di lapisan bawahnya atau mati. 

Pengakuan teman lainnya bahwa dia memanfaatkan setiap ulang tahun anaknya sebagai momentum untuk menanam pohon. Uang jajan anaknya ditabung untuk membeli bibit pohon, termasuk manggrove.

Baca Juga: Mengerek Pertumbuhan Gaya Hidup Halal dengan Digitalisasi

Dia meyakinkan anaknya, meskipun tidak lagi melihat pohonnya, pasti akan membantu kehidupan ini termasuk dirinya dengan udara yang dihirupnya. Bukankah kehidupan ini kita disebut sebagai ‘global village”? Demikian doktrin pohon yang dilancarkannya pada anaknya.

Pohon itu lambang kebermanfaatan. Kita mengambil contoh dari respons seorang teman tentang bagaimana belajar dari pohon pisang. Semua bagian pohonnya bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk menjadi kue yang dibungkus, pisang bahkan tidak memerlukan pohon lain untuk membungkus dirinya.

Yang dimaksud oleh teman ini adalah Kue Barongko yang legendaris itu. Pisang bahkan rela mengorbankan semua tentang dirinya untuk memberikan nutrisi dan penghidupan pada manusia, makhluk lain, dan alam semesta.

Pohon itu simbol pertautan jiwa, kata teman lainnya. Setiap kali dirinya menyiram pohon yang diberikan oleh seseorang, dia selalu mengingat jasa baik orang itu lalu dia mendoakannya. Bahkan ketika pohon itu tumbuh cantik atau berbuah, wajah orang yang menyedekahkan itu seakan selalu hadir di antara dedaunan dan ranting pohon itu.

Baca Juga: Pentingnya “Cangkem Elek” dalam Beragama

Pohon itu adalah proses kehidupan itu sendiri. Saat ingin membangun karakter seorang anak, beri dia bibit pohon untuk dia tanam, pelihara, siram, sampai pohon itu mampu tumbuh secara mandiri. Seperti apa pohon itu tumbuh, seperti itulah karakter dirinya.

Itulah, respons seorang pembaca sungguh menusuk. Ketika saya berani bicara menanam pohon, artinya berani untuk melakukan gerakan menanam pohon. Dia menantang gerakan sedekah bibit pohon kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru.

Lalu mereka diminta mempertanggungjawabkan pertumbuhan setiap bibit sebelum mereka menerima ijazah. Artinya mereka memperoleh kesarjanaan karena mereka telah membesarkan sebuah pohon. Sebuah tantangan mulia yang harus saya disikapi.

Menanam dan membesarkan biji atau benih pohon identik dengan menyiraminya. Menyiram itu proses. Dari proses itu tumbuh karakter; kesabaran, kedisiplinan, atau ketekunan. Saya mengakhiri masalah biji pohon dengan sebuah cerita. Saya tidak menyebutnya lelucon, takut anda tertawa sebelum membacanya.

Baca Juga: Menag Dorong Tatanan Baru Pengelolaan Zakat dan Wakaf

Seorang laki-laki datang ke dokter THT karena telinganya kemasukan biji kacang hijau yang sulit dikeluarkan. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata biji kacang hijau itu sulit untuk dikeluarkan dan harus dilakukan operasi kecil. Laki-laki itu menanyakan ongkosnya dan dokter menjawab, sekitar 2 juta.

Laki-laki itu protes karena kemahalan. Lalu dia bertanya adakah cara yang lebih murah. Dokter mengatakan, ada cara yang lebih murah bahkan gratis tapi harus sabar. Cukup disiram saja telinganya dua kali sehari, \kalau sudah tumbuh jadi toge tinggal di tarik keluar.

Penulis: Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin

Tags: KesalehanMengambil PelajaranPepohonan
Previous Post

Indonesia Masih Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia

Next Post

Pentingnya “Cangkem Elek” dalam Beragama

Mukhtar

Mukhtar

Next Post
Pentingnya “Cangkem Elek” dalam Beragama

Pentingnya "Cangkem Elek" dalam Beragama

Leave Comment

Terpopuler

  • ADPISI Rumuskan Rekomendasi Peningkatan Mutu MTQMN

    ADPISI Rumuskan Rekomendasi Peningkatan Mutu MTQMN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jelang Muktmar IAEI 2025, Pilih Pemimpin yang Komitmen dalam Pengembangan Ekonomi Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Revitalisasi IAEI: Mengembalikan Semangat Perjuangan Ekonomi Syariah di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank Syariah Ini Ciptakan SuperApp BYOND, Janjikan Layanan Lengkap dan Aman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun 2024, Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Capai 39,11℅ dan 12,88℅

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Petisi

  • Jajak Pendapat
  • Curhat
  • Tanya Jawab
Ini Dia 4 Hal yang Dapat Membatalkan Wudhu

Ini Dia 4 Hal yang Dapat Membatalkan Wudhu

1 tahun ago
Bolehkah Ayah Tiri Menjadi Wali Nikah?

Bolehkah Ayah Tiri Menjadi Wali Nikah?

1 tahun ago
SYARIAHNOW

PT JAKARTA MEDIA INTERNASIONAL
Perum. Pesona Laguna 2, Blok L1 No.19, Cilangkap, Tapos, Depok - Jawa Barat 16457.
Kontak: 0813-1674-5820
Emai: Syariahnow@gmail.com

Kategori

Follow Us

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2024 Syariahnow.com. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • KABAR
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • HALAL FATE
    • Haji Umrah
    • Destinasi
    • Fesyen
    • Kuliner
  • HALAL-IN
    • Produk Halal
    • UMKM
  • FULUS
    • Asuransi Syariah
    • Bank Syariah
    • Pasar Modal Syariah
  • KOMPAS
    • Adab
    • Majlis Ilmu
    • Fiqih
    • Teladan
    • Renungan
  • PETISI
    • Curhat
    • Jajak Pendapat
    • Tanya Jawab
  • FIGUR
  • OLAH RAGA
    • Sepak Bola
    • Bulu Tangkis
    • Bola Voli
    • Golf
  • GALERI
    • Foto
    • Video
  • Login

Copyright © 2024 Syariahnow.com. All rights reserved.