Syariahnow.com-Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) akan mengadakan Muktamar ke-5 dalam waktu dekat. Ada beberapa catatan yang disampaikan pakar Ekonomi Islam ke masyarakat, diantaranya mengembalikan visi IAEI sebagai pilar dakwah dan pembangunan ekonomi Islam. Ini sangat penting bagi organisasi untuk menjaga jarak dari kepentingan elit politik yang bisa mengaburkan tujuan utama dan merusak independensi serta kredibilitas IAEI.
“Sebagai wadah para ahli ekonomi Islam IAEI seharusnya fokus pada pengembangan ilmu dan praktik ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, tanpa terjebak dalam konflik kepentingan politik yang bisa mengarah pada kepentingan sesaat atau sektarian,” kata pakar Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syech Nurjati Cirebon, Ahmad Kholik, melalui jawaban tertulis, kepada Syariahnow.com, belum lama ini, di Jakarta.
Ahmad Kholik menambahkan, politik seringkali melibatkan keputusan yang dipengaruhi oleh kekuasaan, kekayaan, dan ambisi pribadi yang bisa bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi Islam yang mengutamakan keadilan, keberlanjutan, dan kepentingan umat.
“Jika IAEI terlalu dekat dengan elit politik, hal ini berpotensi menciptakan bias dalam penyusunan kebijakan ekonomi, mengurangi objektivitas dalam memberikan masukan, serta melemahkan peran IAEI sebagai lembaga yang seharusnya menjadi suara independen dalam pembangunan ekonomi Islam,” jelasnya.
IAEI harus memastikan bahwa setiap kebijakan atau riset yang dihasilkan bersifat murni untuk kepentingan umat, tanpa terpengaruh oleh agenda politik tertentu. Keberpihakan terhadap kepentingan politik tertentu dapat merusak integritas organisasi ini, dan menghalangi peranannya dalam memberikan solusi yang adil dan berkelanjutan dalam sektor ekonomi.