Forum juga menegaskan pentingnya transparansi hasil penilaian. Nilai akhir peserta diharapkan diumumkan secara terbuka melalui portal resmi setelah babak final, lengkap dengan rincian skor per-aspek. Peserta diberi ruang klarifikasi terbatas untuk menjaga keadilan. Selain itu, panitia nasional perlu menyusun laporan evaluasi tahunan yang melibatkan kalangan akademisi sebagai dasar peningkatan berkelanjutan.
Dalam hal pemilihan tuan rumah, forum mengusulkan sistem bidding terbuka dan dilaksanakan lebih awal agar universitas calon penyelenggara memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan diri. Proses ini diharapkan mempertimbangkan pemerataan wilayah, kesiapan infrastruktur, serta kapasitas akademik penyelenggara. Direktorat Belmawa diharapkan berperan aktif dalam supervisi dan pendampingan.
Melalui rekomendasi ini, ADPISI menegaskan dukungannya terhadap Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan Direktorat Belmawa Dikti dalam memperkuat pembinaan nilai Qur’ani di Perguruan Tinggi Umum. MTQ Mahasiswa Nasional diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pembentukan karakter, spiritualitas, dan daya saing intelektual mahasiswa Indonesia.
Rekomendasi yang dihasilkan dari sarasehan di ULM ini menjadi pijakan penting bagi pembenahan sistem pembinaan Al-Qur’an mahasiswa di PTU. Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan asosiasi dosen diharapkan mampu menjadikan MTQ Mahasiswa Nasional sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan Qur’ani yang memberi kontribusi nyata bagi pembangunan manusia Indonesia yang beriman, berilmu, dan berdaya saing global.